Sabtu, 08 Agustus 2015

Blood culture



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Di dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian penting dalam mikrobiologi.(Gayton.2007)
Bakteri  berasal dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok terbanyak dari organisme hidup. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali berinteraksi dengan bakteri. Bakteri pertama kali ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri.
Bakteri memiliki nilai ekonomi penting dalam kehidupan manusia dan demikian pula bakteriologi. Pengetahuan dalam cabang ilmu ini bermanfaat dalam pengobatan, higiene, ilmu pangan dan gizi, pertanian, dan industri (terutama industri fermentasi).(Harijanto.2007)
Dalam pengisolasian bakteri ada beberapa macam cara yaitu; cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan.(Karsinah,dkk.1994)
Pengecatan bakteri sudah dilakukan sejak permulaan berkembangnya mikrobiologi dipertengahan abad ke-19 oleh Louis Pasteur dan Robert Koch. Pada umumnya, ada dua macam zat warna yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut:
1.      Zat warna yang bersifat asam; komponen warnanya adalah anion, biasanya dalam bentuk garam natrium.
2.      Zat warna yang bersifat alkalis; dengan komponen warna kation, biasanya dalam bentuk klorida.(Nelwan.2007)
Setelah dilakukan pengecatan maka di dalam tubuh bakteri akan terjadi proses pertukaran ion-ion zat warna dengan ion-ion protoplasma (misalnya asam nukleat) bakteri. Pada umumnya, larutan-larutan zat warna yang digunakan adalah larutan encer, jarang lebih dari 1 %. Larutan encer yang dibiarkan berkontak agak lama dengan bakteri bekerja lebih baik dari larutan pekat dengan waktu yang singkat. Namun ada pewarnaan yang sering dilakukan  untuk identifikasi bakteri. Pewarnaan itu disebut, pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan differensial yang sangat berguna. Karena Selain untuk melihat bentuk, pewarnaan ini juga bertujuan untuk mengetahui sifat dari bakteri. Sehingga dengan pewarnaan ini, maka dapat dibedakan antara bakteri Gram Positif  dengan bakteri Gram negative.(Nelwan.2007)

B.  Batasan Masalah
Dalam laporan ini, penulis hanya membatasi pada tujuan dilakukannya identifikasi.  Selain dari tujuan tidak akan dibahas dalam laporan ini.

C.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah klasifikasi dari Blood Culture ?
2.      Apa saja bakteri yang dicari pada media Blood Culture ?
3.      Bagaimana morfologi dari pemeriksaan Blood Culture ?
4.      Penyakit apa yang dicari pada pemeriksaan Blood Culture ?

D.  Tujuan
1.      Untuk mengetahui klasifikasi dari Blood Culture
2.      Untuk mengetahui bakteri pada media Blood Culture
3.      Untuk mengetahui morfologi dari pemeriksaan Blood Culture
4.      Untuk mengetahui penyakit yang dicari pada pemeriksaan Blood Culture














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Kajian Teori
a.                  Kultur Darah
Kultur darah adalah tes untuk mendeteksi kuman seperti bakteri atau jamur dalam darah. Kebanyakan kultur darah untuk memeriksa bakteri yang ada di dalamnya. Ketika seseorang memiliki gejala infeksi seperti demam tinggi atau menggigil dan dokter mencurigai kuman telah menyebar ke dalam darah, maka dengan kultur darah dapat menentukan jenis kuman yang menyebabkan infeksi. Untuk melakukan kultur darah, dokter akan mengambil sampel darah dan mengirimkannya ke laboratorium untuk dilakukan pengujian. Hasilnya baru dapat diketahui dalam beberapa hari. Jika seorang anak sakit parah, dokter mungkin akan memulai perawatan sebelum mendapatkan hasil lengkap kultur darah, pengobatan dilakukan berdasarkan penyebab infeksi yang paling mungkin. Pengobatan ini pun dapat diubah menjadi pengobatan untuk mikroba yang sesuai dengan yang ditemukan pada kultur dan sensitivitas antibiotik dari bakteri atau jamur telah ditentukan (Alfa, 2013).
b.        Bakteremia dan Septikemia
Bakteremia dan septikemia adalah infeksi sistemik yang terjadi akibat penyebaran bakteri atau produknya dari suatu fokus infeksi ke dalam peredaran darah. Septikemia adalah adanya bakteri dalam darah. Hal ini umumnya dikenal sebagai keracunan darah atau bakteremia. Istilah lain untuk septikemia adalah Blood poisoning. Septikemia ini adalah merupakan  infeksi akut yang disebabkan oleh adanya mikroorganisme tertentu dan produk beracun dalam aliran darah. Septikemia merupakan suatu kondisi infeksi serius yang mengancam jiwa, dan cepat memburuk (Dewi, 2013).  
Septikemia ini paling sering disebabkan oleh luka dan luka yang terinfeksi. Ini termasuk luka bedah, luka bakar, keguguran, luka diabetes dan cedera internal atau perdarahan akibat kecelakaan. Hal ini juga dapat timbul dari infeksi dalam tubuh termasuk infeksi di paru-paru, perut dan saluran kemih. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan septikemia :
1.  luka dan luka yang terinfeksi
Yang termasuk luka yang terinfeksi adalah luka yang muncul atau disebabkan selama prosedur pembedahan untuk penanganan jaringan yang terinfeksi. Selain itu hal ini bisa terjadi karena prosedur diagnostik invasif, infus, kateter urin. Bisa juga disebabkan karena  luka bakar terutama tingkat ketiga, Semakin besar luka bakar, semakin besar risiko infeksi.
2.  Cedera internal
Ini termasuk luka perut, pecah usus, penyakit kandung empedu dan pecahnya usus buntu atau limpa. Pada wanita, keguguran juga bisa mengakibatkan septikemia.
3.   Kondisi Kedokteran
Orang dengan diabetes berada pada risiko yang lebih tinggi karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dari luka.. selain diabetes yang berisiko tinggi terkena septicemia adalah termasuk pasien dengan luka bakar, gangguan kronis jantung, hati atau ginjal, malnutrisi dan berlebihan / menggunakan antibiotik jangka panjang.
Septikemia adalah infeksi serius yang mengancam jiwa yang memburuk dengan cepat. Tanda-tanda dan gejala adalah sebagai berikut:
1.  Demam tinggi (suhu39-400 ºC) disertai menggigil
2.  K.U memburuk dengan cepat
3.  Nafas cepat
4.  Denyut jantung meningkat.
5.    Bila tejadi septikemia pada masa nifas, bila tidak diatasi dengan cepat dan baik maka dapat menyebabkan kematian pada 6-7 hari post partum (Alfa, 2013).

c.    Kultur Darah
Kultur darah adalah tes untuk mendeteksi kuman seperti bakteri atau jamur dalam darah. Kebanyakan kultur darah untuk memeriksa bakteri yang ada di dalamnya. Ketika seseorang memiliki gejala infeksi seperti demam tinggi atau menggigil dan dokter mencurigai kuman telah menyebar ke dalam darah, maka dengan kultur darah dapat menentukan jenis kuman yang menyebabkan infeksi. Untuk melakukan kultur darah, dokter akan mengambil sampel darah dan mengirimkannya ke laboratorium untuk dilakukan pengujian. Hasilnya baru dapat diketahui dalam beberapa hari. Jika seorang anak sakit parah, dokter mungkin akan memulai perawatan sebelum mendapatkan hasil lengkap kultur darah, pengobatan dilakukan berdasarkan penyebab infeksi yang paling mungkin. Pengobatan ini pun dapat diubah menjadi pengobatan untuk mikroba yang sesuai dengan yang ditemukan pada kultur dan sensitivitas antibiotik dari bakteri atau jamur telah ditentukan (Alfa, 2013).

d.   Pengambilan darah
1.    Waktu pengambilan darah
Sedapat mungkin, pengambilan darah dilakukan sebelum antibiotik diberikan.Waktu terbaik adalah pada saat pasien diperkirakan menggigil atau suhunya naik. Disarankan pengambilan dua atau lebih baik tiga biakan darah dengan selang waktu kira-kira 1 jam (atau kurang jika pengobatan tidak bias ditunda). Jarang diindikasikan lebih dari tiga biakan darah. Keuntungan biakan berulang adalah:
a.       Mengurangi kemungkinan terlewatnya suatu bakteremia transient.
b.       Peran isolat  “saprofit” ( misalnya, Staphylococcus epidermidis) sebagai patogen dapat dipastikan bila organisme tersebut didapatkan dari beberapa kali pengambilan darah vena.
Spesimen darah untuk biakan harus diambil sebelum memulai terapi antimikroba empiris. Jika perlu, pemilihan antimikroba dapat disesuaikan setelah hasil uji kepekaan didapatkan.
2.    Jumlah darah
Oleh karena jumlah bakteri per mililiter darah biasanya rendah, jumlah darah yang diambil harus cukup banyak:
a.       10 ml tiap pungsi vena untuk orang dewasa
b.       2-5 ml mungkin mencukupi untuk anak, yang biasanya mempunyai tingkat bakteremia yang lebih tinggi
c.       Untuk bayi dan neonatus, 1-2 m1 seringkali merupakan volume maksimal yang bisa diperoleh.
Untuk tiap pungsi vena harus digunakan dua tabung: tabung pertama adalah tabung berventilasi untuk isolasi optimal mikroorganisme obligat aerob, tabung kedua yang kedap udara untuk biakan anaerob (Vandepitte,2010).

d.     Klasifikasi
a.       Klasifikasi Pseudomona Spp
Kingdom    : Bacteria
Filum          : Proteobacteria
Ordo           : Pseudomonadales
Famili          : Enterobacteriaceae
Genus         : Pseudomonas
Spesies        : - Pseodomonas aerogenosa             
-  Pseudomonas mallei
- Psedomonas cepacia                      
- Psedomonas coccovenenas            
- Psedomonas psedomalellei            
-  Psedomonas flouresecens

b.      Klasifikasi Staphylococcus
Kerajaan    : Bacteria
Filum          : Firmicutes
Kelas          : Cocci
Ordo           : Bacillales
Family         : Staphylococcaceae
Genus         : Stapthylococcus
Spesies        :  Staphylococcus aureus
               Staphylococcus citerus
                           Staphylococcus albus
                          Staphylococcus epidermidis
                          Staphylococcus saprophyticus
           
Morfologi
a.       Morfologi Pseudomonas
·         Batang pendek  gram negative, pleomorph
·         Tidk berspora dan idak berselubung
·         Di media bouillon tumbuh keruh dan membentuk langit-langit

b.      Morfologi Staphylococcus
Bentuk: bulat, ukuran 1 mikron. Tidak membentuk spora. Tidak mempunyai flagela. Letak sel satu sama lain yang karakteristik bergerombol seperti buah anggur.bersifat gram +
Koloni micrococci tumbuh cepat pada media agar pada suhu normal (370), dan biasanya bergaris tengah 1-2 mm setelah inkubasi 24 jam. Koloni tadi halus, basah, menonjol dengan tepi bulat dan berwarna, yaitu pada varietas albus berwarna putih, varietas citreus berwarna kuning jernih dan varietas aureus berwarna kuning emas.

Bahan pemeriksaannya dapat berupa:
1.      Nanah
2.      Darah
3.      Cairan otak
4.      Usapan luka
























BAB III
METODOLOGI

A.  Tempat Praktikum           : Laboratorium Media dan Bakteriologi
B.  Waktu Praktikum            : 08 April 2015
C.  Alat & Bahan
Adapun alat yang digunakan untuk pemeriksaan Blood Culture yaitu : ose bulat, ose jarum, rak tabung, korek api, lampu spirtus.
Berikut ini adalah bahan yang digunakan pada pemeriksaan Blood Culture yaitu : darah anti koagulan, media TSB, media BAP, media MCA, biokimia reaksi.

D.  Prosedur & Skema Kerja
Ø Prosedur :
1.    Hari Pertama
-          Darah anti koagulan sebanyak 7-10 ml 1/2  volume di tanam pada media TSB(Trypticase Soy Broth) / HIB (Heart Infussion Broth) untuk diinkubasi secara aerob dan 1/2  volume di tanam pada media Thiogly cholate Broth untuk diinkubasi secara anaerob.
2.    Hari Kedua
-          Melakukan pengecetan dari hasil pertumbuhan media TSB (Trypticase  Soy Broth)
-           Jika tidak ada pertumbuhan , inkubasi 37˚C 24 jam dalam suasana aerob   jika ada pertumbuhan.
·         Coccus gram positif
-          Tanam pada media BAP di inkubasi 37˚C 24 jam suasana aerob. Selanjutnya seperti pada identifikasi kuman coccus gram positif.
·         Coccus gram negative
-          Tanam pada media BAP di inkubasi 37˚C 24 jam. Satu media pada suasana aerob dan satunya pada suasana fakultatif anaerob / CO2 5-10%.
·         Batang gram positif
Bila ukurannya besar
Maka ditanam pada media BAP plate, media semi solid, media penicilia, di inkubasi 37˚C 24 jam dalam suasana aerob ( Curiga B, anthraxis )
Bila ukurannya kecil
Maka ditanam pada media Thyoglicolate, cooked meat, media inkubasi 37˚C 24 jam dalam suasana aerob (curiga kuman gas gangrene)

·         Batang gram negative 
Ditanam pada media diferensial (Mac Conkey ) dan media selektif (SS agar) inkubasi 37˚C 24 jam dalam suasana aerob (curiga kuman enterobaktericeae) selanjutnya seperti identifikasi kuman golongan enterobaktericeae.
3.     Hari Ketiga  
Jika setelah inkubasi 2 x 24 jam tetap tidak ada pertumbuhan ( dilihat dengan pengecatan ) dilakukan inkubasi lagi observasi tiap hari, jika sampai hari ke-10 tidak ada pertumbuhan , maka tanam pada 2 media plate inkubasi 37˚C 24 jam dalam satu suasana aerob dan yang satu lagi dalam suasana fakultatif anaerob ( CO2 10 % ) jika sampai tiap minggu tetap tidak ada pertumbuhan maka darah diidentifikasi sesuai dengan hasil pengecatan gram .
Mengevaluasi hasil penanaman pada media-media
Coccus gram negative
-          Pada BAP perhatikan sifat koloni , bentuk koloni dan hemolisa, lakukan pengecatan gram dan penanaman pada media CAP dan CAS di inkubasi 37˚C 24 jam suasana (CO2 10 % )
-          Batang gram positif
Kuman ukuran besar lakukan evaluasi pada BAP sifat bentuk koloni dan hemolisa. Lakukan pemgecetan gram can scafer fulton, dari media semisolid dilihat pergerakan dan dari media penelitian dilihat adanya bentukan seperti rangkaian mutiara. Kemudian dilakukan penanaman pada media NAS di inkubasi 37˚C 24 jam dalam suasana aerob.
 Kuman ukuran kecil
-          Lakukan evaluasi pada media BAP, sifat, bentuk koloni, dan sifat hemolisa, lakukan pengecatan scafer fultondan gram Dari media cooked meat dan thyoglicolate dilakukan evaluasi , dilihat pertumbuhan yang terjadi kemudian BAP dilakukan penanaman pada media NAS di inkubasi 37˚C 24 jam dalam suasana aerob.
4.    Hari Keempat
Coccus gram negative
Dari hasil penanaman pada media CAP dan CAS dilakukan pengecatan gram. Bila hasilnya tetap coccus gram negative pada CAP  ditetesi dengan para amino dimetil HCl 1% , bila positif , maka koloni yang membentuk oksidasi mula-mula membentuk warna merah muda kemudian merah dan akhirnya hitam.  Dari CAS dilakukan penanaman media gula-gula untuk melihat reaksi fermentasi yaitu pada media I glukosa, sakarida, maltosa, laktosa inkubasi 37˚C 24 jam dalam suasana fakultatif anaerob CO2 10 %.
            Kuman batang gram positif
            Kuman ukuran besar dari NAS dilakukan penanaman pada gula-gula maltosa , manosa dan sakarose inkubasi 37˚C 24 jam dalam suasana aerob.
5.     Hari Kelima
Coccus gram negative
-          Mengevaluasi hasil penanaman pada media gula-gula dari hasil test yang dilakukan dapat diambil kesimpulan spesies kuman Neiseria yang diketemukan.
Batang gram positif
-          Kuman ukuran besar : mengevaluasi hasil penanaman pada media gula-gula , kemudian dari hasil tes-tes yang dilakukan diambil kesimpulan , dicurigai adanya kuman golongan Clostridium ditemukan.








Ø Skema :

                                          Darah ± 7-10 ml


 


             AEROB                                                                                            ANAEROB






 
                    TCBS/HIB                                                               Thioglycholate
            Inkubasi 37˚C 24 jam                                                   Inkubasi 37˚C 24 jam

            Dipertahankan dalam                                               Jika tampak terjadi perubahan
              Inkubasi 1-10 hari                                              warna ditanam pada media BAP


 
         MC                                                   BAP                          Inkubasi dalam
     Inkubasi 37˚C24 jam                  Inkubasi 37˚C24 jam                 1. Anaerobic jar
                                                                                               2. Candle jar
    Pewarnaan gram                         Pewarnaan gram                      Inkubasi 37˚C 24 jam
     Batang gram (-)                           Coccus gram (+)
                                             Pewarnaan Gram
Laktosa (-)               Laktosa (+)          MSA dan NAS
                                                            Inkubasi 37˚C24 jam          Biokimia Reaksi
   KIA                          KIA                                                          Untuk bakteri aerob/
Ink37˚C24 jam      Ink37˚C24 jam       1. Tes katalase                 anaerob
2. Tes koagulase
Biokim                        Biokim            3. Pigmentasi
 4.  Fermentasi
Identifikasi
Identifikasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil
1)      ISOLASI
 Bahan pemeriksaan ditanam pada media :
a.    MCA
b.    BAP aerob
c.    BAP anaerob
Dieramkan pada suhu 37° C selama 24 jam.
Hasil pembiakan :
a.    Dari media MCA                           
      Bentuk          : Bulat                          
Ukuran         : Kecil                                   
Warna           : Jernih                         
Tepi              : Mucoid
Permukaan    : Cembung                   
Fermentasi    : Laktosa -

b.    Dari media BAP aerob
      Bentuk          : Bulat
      Ukuran         : Kecil
      Warna           : Putih
Description: IMG20141010113810.jpg      Tepi              : Rata
      Permukaan    : Cembung
      Hemolisa      : b

c.     Dari media BAP anaerob
Bentuk        : Bulat
Ukuran        : Kecil
Warna         : Putih
Tepi             :Rata
Permukaan  :Cembung
Description: G:\Lampiran Bakteri\20150313_075257.jpgHemolisa     : b
d.      Dari media MSA
Bentuk        : bulat
 Ukuran       : kecil
Warna         : putih
Tepi                 : rata
 Fermentasi manitol : -

e.       Description: H:\DCIM\Camera\IMG20141011071635.jpgDari media NAS
 Bentuk     : bulat
Ukuran      : kecil
Warna       : kuning emas
Tepi          : rata
Test katalase         : + gelembung udara

Dari koloni tersangka dilakukan pewarnaan : Gram
a.     Dari media MCA
Bentuk       : Batang
Susunan     : Menyebar
Warna        : Merah
Sifat           : Gram -

b.      Dari media BAP
Description: E:\D3 AK\SEMESTER 3\LAP. BAKTERI\STAPHYLOCOCCUS\SA gram.jpgBentuk                 : Coccus
Susunan    :Bergerombol
Warna       :Ungu
Sifat          :Gram +

2)    UJI BIOKIMIA REAKSI
-          Indol     : -        
-          Glukosa            :  steril
-          Laktosa : steril
-          Maltosa : steril
-          Manosa : steril
-          Sukrosa : steril
-          VP        : -
-          MR       : -
-          Motil     : +
-          Citrat    : +
-          Urea      : -
-          KIA      :   Lereng         = Alkalis
Dasar           = Acid
Gas              = -
H2S             = -



 










B.  Pembahasan
·           Waktu pengambilan sampel darah :
ü Sebelum mendapat pengobatan
ü Tepat pada waktu terjadi kenaikan suhu
ü Penderita belum mendapat pengobatan
ü Pengambilan harus secara aseptic
·           Media pemupuk aeorb yang dipakai
ü Heart Infusion Broth
ü Trypticase Soy Broth
·           Media pemupuk anaerob yang dipakai
ü Tarotzi
ü Thioglycholate Broth
ü Cooket Meat
·           Volume darah yang diambil
ü 10 ml           : pada orang dewasa
ü 5 ml             : pada anak-anak
ü 2 ml             : pada bayi
Bakteremia dan septikemia adalah infeksi sistemik yang terjadi akibat penyebaran bakteri atau produknya dari suatu fokus infeksi ke dalam peredaran darah. Septikemia adalah adanya bakteri dalam darah.
Waktu pengambilan darah
Sedapat mungkin, pengambilan darah dilakukan sebelum antibiotik diberikan.Waktu terbaik adalah pada saat pasien diperkirakan menggigil atau suhunya naik. Disarankan pengambilan dua atau lebih baik tiga biakan darah dengan selang waktu kira-kira 1 jam (atau kurang jika pengobatan tidak bias ditunda).











BAB V
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
            Jadi, dari pemeiksaan Blood Culture diatas didapatkan  hasil adanya bakteri Pseudomonas Spp dan Staphylococcus albus        

B.  SARAN
1.      Sebaiknya praktikan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sebelum melakukan pemeriksaan.
2.      Pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur yang ada.
3.      Jagalah kebersihan.
























DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.
Harijanto, Paul N. 2007. Malaria dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Karsinah, H.M, Lucky. Suharto. H.W, Mardiastuti. 1994. Batang Negatif Gram dalam Staf Pengajar FKUI. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara.
Nelwan, R.H.H. 2007. Demam: Tipe dan Pendekatan dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Samuelson, John. 2008. Patologi Umum Penyakit Infeksi dalam Brooks, G.F., Butel, Janet S., Morse, S.A. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Dwijoseputro,     Dasar - dasar       Mikrobiologi,        Malang,            Djambatan 1989 hal 197.
E. Jawet, J.L.Melnik, E. A. Adelberg, Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan , EGC edisi : 14,1982, hal 325-326.
Gerard Bonang, Enggar S, Koeswardono, Mikrobiologi Kedokteran untuk Laboratorium dan Klinik, Jakarta : Gramedia, 1982, hal 105-109.